MAKALAH
AQIDAH ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah:Pendidikan Agama
Dosen penganpu:KH. Ahmed Shoim El
Amin,Lc
Disusun oleh
Nama :Siti asrifah nurfadillah
Fak/Prodi: TEKNIK / INDUSTRI
Semester:1
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
AL-GHAZALI(UNUGHA)
CILACAP
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Alloh tuhan semesta
alam yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjadi pemelihara, pemberi
rezeki bagi seluruh isinya dan hanya kepadanyalah tempat bergantung dan
berserah diri.
Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan menuju yang penuh ilmu pengetahuan seperti seakarang ini.
Penuis sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang berjudul ” aqidah islam” sebagai tugas mata kuliah
pendidikan agama.
Penulis menyadari dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.
Akhirnya penulis mengucapakan
selamat membaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Cilacap,
08 november 2014
penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Segala sesuatu yang Allah SWT
ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya,
menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas.
Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah
SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur
atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kita sebagai manusia
harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia
juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT,
oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang
dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada
Alla SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah,
Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk
disampaikan kepada kita, para umat manusia.
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun
klasifikasi masalah yang akan dibahas antara lain:
1.
Apakah
pengertian aqidah?
2.
Apa maksud
rukun iman yang 6 (enam)?
C. TUJUAN
PENULIS
Mengingat adanya kecendrungan bagi makhluk awam yang masih saja mengalami
kendala dalam memahami masalah tauhid. Sehingga makalah ini di tulis sesuai
dengan kebutuhan bagi mereka untuk mempelajari ilmu tentang ketuhanan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Aqidah
Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( عقد)
yang berarti iktan. Secaraistilahadalahkeyakinanhatiatassesuatu. Kata ‘aqidah’
tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapatdalam Islam, dandapat pula
digunakan untukajaran lain di luar Islam. Sehinggaadaistilahaqidah Islam,
aqidahnasrani; adaaqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang.
Dalamajaran Islam,
aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakankeyakinanatassesuatu yang
terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hariakhir,
sertataqdirbaikdanburuk. Hal inididasarkankepadaHaditsshahih yang
diriwayatkanoleh Imam Muslim dariShahabat Umar bin
Khathabradiyallahuanha yangdikenaldengan ‘HaditsJibril’.
- Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalamajaran Islam,
aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting.Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah
pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah
sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpapondasi adalah suatu
bangunan yang sangat rapuh.Tidak usaha ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar
menahan atau menanggung beban apa saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas)
bagi tegak
agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah subahanahuwata`alaberfirman,
فَمَنْ
كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.
Artinya: “Maka barang siapa
mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal
shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S.
al-Kahfi: 110)
Allah subahanahuwata`ala
juga
berfirman,
وَلَقَدْ
أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ.
Artinya: “Dan sungguh telah diwahyuka
nkepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan
kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk
orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas,
makapara Nabi dan Rasul mendahuluka ndakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah,
sebelum aspek yang lainnya.Rasulullahsalallahu `alaihiwasalam berdakwah dan mengajarkan
Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan,
dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belastahun.
Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan
ujian keimanan yang sangat berat.Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan
mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan
perjuangan Islam selanjutnya.Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat
dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih
selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengena ibetapa penting
dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.
- Sumber-sumberAqidah Islam
Aqidah Islam adalah sesuatu
yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan
dengan adanya dalil dari Allah danRasul-Nya.Maka, sumber ajaran aqidah Islam
adalah terbatas pada al-Quran dan Sunnah saja.Karena, tidak ada yang lebih tahu
tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, dan tidak ada yang lebih tahu tentang
Allah, setelah Allah sendiri, kecuali Rasulullahsalallahu `alaihiwasalam.
1.Tauhid
Rububiyah
Rububiyah
Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu Penciptaan-Nya,
Kekuasaan-Nya, dan Pengaturan-Nya. Allah Yang Maha Pencipta, Maha Kuasa Dan
Maha Pengatur.Allah yang merencanakan Penciptaan, Kekuasaan Dan Pengaturan,
suatu kejadian/penciptaan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang
penciptaan manusia yang sebelumnya tidak ada menjadi ada, setelah ada di dunia
ALLAH lah yang menentukan seberapa rizkinya, seberapa panjang umurnya, dengan
siapa manusia tersebut berjodoh, takdir tersebut telah di gariskan sejak berada
dalam kandungan.
Allah Maha
Pencipta segala sesuatu, Mencipta segala sesuatu menjadi nyata, segala sesuatu
menjadi berbeda, segala sesuatu menjadi berupa-rupa, segala sesuatu menjadi
nyata warna-warninya, terang, gelap, kabur, samar-samar dan sampai tak terlihat
sama sekali, karena Allah menciptakan sesuatu menjadi nyata, maka Allah itu
secara hakikat sebenarnya/sesungguhnya lebih nyata dari segala sesuatu,
bagaimana segala sesuatu menghijab Allah sedangkan segala sesuatu itu Dia yang
menjadikan Nyata dan Allah Maha Besar dari segala sesuatu(segala sesuatu yang
dimaksud di sini adalah Selain dari Allah SWT),segala sesuatu lebih kecil dari
pada Dia, bagaimana mungkin yang kecil mendinding Yang Maha Besar, kalaulah ada
Yang Maha Besar bisa dihijab/didinding oleh sesuatu maka bukanlah Dia Maha
Besar.
Allah
mengatakan: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)
ketika ada manusia yang meyakini bahwa ada
yang melebihi kekuasaan ALLAH seperti penjelasan diatas maka sudah barang pasti
manusia tersebut mendzalimI dan
menyekutukan-NYA.
Allah telah
menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan;
Pertama
Mendekatkan Diri Kepada AllAh.
Mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3 )
Mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3 )
Kedua syafa’at (pembelaan ) di sisi AllahAgar mereka
memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman: “Dan mereka
menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan
manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang
memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18)
Keyakinan
sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah
dalam beberapa firman-Nya: “Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang
menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Az Zukhruf: 87) “Dan
kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan
yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Al
Ankabut: 61) “Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan
air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab
Allah.” (QS. Al Ankabut: 63)
1.
Tauhid
uluhiyah
Uluhiyah adalah mengesakan segala
bentuk peribadatan bagi Tuhan kita yaitu ALLAH swt. seperti berdo’a, meminta,
tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari
jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk
perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik
kepada Allah.
·
Adapun
dalil-dalil yang menjelaskan tentang tauhid uluhiyah;
Artinya:“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu
ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)
Artinya: “Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi
orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 21)
Dengan ayat-ayat di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan
tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada
selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.
2.
Definisi iman
Menurut
Bahasa iman berarti pembenaran hati.sedangkan menurut istilah,iman adalah
membenanarkan dengan hati,mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan.
Sedangkan tinjauan iman menurut syarat adalah mempercayai segala apa
yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama
mengenai kepercayaan terhadap semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Sebagian ulama berpendapat bahwa kepercayaan adalah merupakan bentuk dari
ma’rifat sehingga orang telah mengenal segala yang dibawa oleh beliau
Rasulullah saw, berarti dia orang mukmin. Pendapat ini ditentang oleh ulama
lain yang mengatakan bahwa orang kafirpun telah mengenal pula ajaran Rasulullah
namun tatap tidak mau beriman, yang benar arti iman adalah bisikan hati nurani
yang mengikuti suatu kemantapan, baik berdasarkan pada suatu dalil yang
mendukungnya yang disebut dengan ma’rifat atau kemantapan taqlid saja.
Definisi ini tidak dapat memasukkan orang kafir,karena dia tidak
memiliki bisikan hati, sebab maksud dari bisikan hati adalah seperti jika
saudara berkata: “aku rela atas segala yang dibawa oleh Nabi Muhammad”. Padahal
orag kafir tidak pernah mengatakan semacam itu. Akan tetapi pendapat ini
memasukkan orang yang bertaqlid saja karena ia memiliki bisikan hati nurani
yang mengikuti suatu kemantapan meskipun kemantapan yang ia miliki tidak
berdasarkan pada dalil yang relevan.
Rukun iman yaitu pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang
muslim. Jumlahnya ada enam.Berikut penjelasannya.
·
Iman kepada
Allah
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga
dia mengimani 4 hal: Mengimani Allah.
Mengimani rububiyah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan
mengatur adanya alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa
tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua hsembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah
(al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya
tetapkan untuk Allah, serta hmenjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan
makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
·
Iman kepada
Malaikat-malaikat Allah
Menurut
Bahasa adalah risalah atau mengutus.adapun menurut istilah ia adalah salah satu
jenis makhluk allah yang ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah k-epadanya
serta mengerjakan semua tugas-tugasnya.
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang
diberikan Allah kepada mereka.
·
Iman kepada
Kitab-kitab Allah
Mengimani
bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam
(ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib
mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang
turun sebelumnya.
·
Iman kepada
Rasul-rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan
manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para
makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama
sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah
para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua
wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala.
Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang
tidak kita ketahui namanya.
·
Iman kepada
Hari Akhir
Meyakini
dengan pasti kebenaran setip hal yang diberitakan oleh allah SWT.dalam kitab
sucinya dn setiap hal yang dibertakan oleh rosulnya SAW.mulai dari apa yang
akan terjadi sesudah mati,fitnah kubur,azab dan nikmat kubur,dan apa yang
terjadi sesudah itu seerti kebngkitan dari kubur,masyar(tempat berkumpul
diakhirat),shuhuf(catatan
amal),hisab(perhitungan),mizan(timbangan),haudh(telaga),shirath(titiam),syafaah(pertolongan),surga
dan neraka sbagia apa-apa yang dijanjikan allah SWT.bagi para k
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di
antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur).
Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar
hingga berakhir di Surga atau Neraka.
·
Iman kepada
Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua
itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan
sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka
terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak
menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan
harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.
Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum
muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda
saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang
mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa’at, meluluskan dalam ujian,
memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga,
mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih,
atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat. Mereka harus pula
mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah
sekarang paranormal.Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang
rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.
2. KRITIK DAN SARAN
Semoga
makalah ini bisa memeberi manfaat kepada kita semua khususnya bagi mahasiswa
dalam memahami seputar pendidikan agama.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang peduli terhadap perbaikan makalah ini sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
o
Asy
Syeikh ,Al-Fudoli Muhammad.(2012).Terjemah kifayatul ‘awam.Surabaya:Al-miftah.
o
Wikipedia
Ensiklopedia Bebas
o
Syarah
dari Al-aqidah Al-wasithiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin