Jumat, 29 Mei 2015

makalah aqidah islam



MAKALAH
AQIDAH ISLAM





Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah:Pendidikan Agama
Dosen penganpu:KH. Ahmed Shoim El Amin,Lc
Disusun oleh
Nama :Siti asrifah nurfadillah
Fak/Prodi: TEKNIK / INDUSTRI
Semester:1
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL-GHAZALI(UNUGHA)
CILACAP
2014/2015

KATA PENGANTAR


Bismillahirohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb

             
Segala puji bagi Alloh tuhan semesta alam yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjadi pemelihara, pemberi rezeki bagi seluruh isinya dan hanya kepadanyalah tempat bergantung dan berserah diri.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju yang penuh ilmu pengetahuan seperti seakarang ini.
Penuis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang berjudul ” aqidah islam” sebagai tugas mata kuliah pendidikan agama.
Penulis menyadari dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhirnya penulis mengucapakan selamat membaca.

Wassalamualaikum wr.wb



                                                            Cilacap, 08 november 2014
                                                           

                                                                                                penulis





BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.   
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun klasifikasi masalah yang akan dibahas antara lain:
1.                  Apakah pengertian aqidah?
2.                  Apa maksud rukun iman yang 6 (enam)?
C. TUJUAN PENULIS
          Mengingat adanya kecendrungan bagi makhluk awam yang masih saja mengalami kendala dalam memahami masalah tauhid. Sehingga makalah ini di tulis sesuai dengan kebutuhan bagi mereka untuk mempelajari ilmu tentang ketuhanan.








BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Aqidah
Aqidah  secara bahasa berasal dari kata (  عقد) yang berarti iktan. Secaraistilahadalahkeyakinanhatiatassesuatu. Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapatdalam Islam, dandapat pula digunakan untukajaran lain di luar Islam. Sehinggaadaistilahaqidah Islam, aqidahnasrani; adaaqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang.
Dalamajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakankeyakinanatassesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hariakhir, sertataqdirbaikdanburuk. Hal inididasarkankepadaHaditsshahih yang diriwayatkanoleh Imam Muslim dariShahabat Umar bin Khathabradiyallahuanha  yangdikenaldengan ‘HaditsJibril’.
  1. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalamajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting.Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpapondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh.Tidak usaha ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban apa saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah subahanahuwata`alaberfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.
Artinya: “Maka barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)
Allah subahanahuwata`ala juga berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ.
Artinya: “Dan sungguh telah diwahyuka nkepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, makapara Nabi dan Rasul mendahuluka ndakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya.Rasulullahsalallahu `alaihiwasalam berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belastahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat.Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya.Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengena ibetapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.
  1. Sumber-sumberAqidah Islam
Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah danRasul-Nya.Maka, sumber ajaran aqidah Islam adalah terbatas pada al-Quran dan Sunnah saja.Karena, tidak ada yang lebih tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, dan tidak ada yang lebih tahu tentang Allah, setelah Allah sendiri, kecuali Rasulullahsalallahu `alaihiwasalam.

1.Tauhid Rububiyah
Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu Penciptaan-Nya, Kekuasaan-Nya, dan Pengaturan-Nya. Allah Yang Maha Pencipta, Maha Kuasa Dan Maha Pengatur.Allah yang merencanakan Penciptaan, Kekuasaan Dan Pengaturan, suatu kejadian/penciptaan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang penciptaan manusia yang sebelumnya tidak ada menjadi ada, setelah ada di dunia ALLAH lah yang menentukan seberapa rizkinya, seberapa panjang umurnya, dengan siapa manusia tersebut berjodoh, takdir tersebut telah di gariskan sejak berada dalam kandungan.
Allah Maha Pencipta segala sesuatu, Mencipta segala sesuatu menjadi nyata, segala sesuatu menjadi berbeda, segala sesuatu menjadi berupa-rupa, segala sesuatu menjadi nyata warna-warninya, terang, gelap, kabur, samar-samar dan sampai tak terlihat sama sekali, karena Allah menciptakan sesuatu menjadi nyata, maka Allah itu secara hakikat sebenarnya/sesungguhnya lebih nyata dari segala sesuatu, bagaimana segala sesuatu menghijab Allah sedangkan segala sesuatu itu Dia yang menjadikan Nyata dan Allah Maha Besar dari segala sesuatu(segala sesuatu yang dimaksud di sini adalah Selain dari Allah SWT),segala sesuatu lebih kecil dari pada Dia, bagaimana mungkin yang kecil mendinding Yang Maha Besar, kalaulah ada Yang Maha Besar bisa dihijab/didinding oleh sesuatu maka bukanlah Dia Maha Besar.
Allah mengatakan: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)
 ketika ada manusia yang meyakini bahwa ada yang melebihi kekuasaan ALLAH seperti penjelasan diatas maka sudah barang pasti manusia tersebut mendzalimI  dan menyekutukan-NYA.
Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan;
Pertama Mendekatkan Diri Kepada AllAh.
Mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3 )
Kedua syafa’at (pembelaan ) di sisi AllahAgar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman: “Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18)
 Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya: “Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Az Zukhruf: 87) “Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Al Ankabut: 61) “Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Al Ankabut: 63)
1.    Tauhid uluhiyah
Uluhiyah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Tuhan kita yaitu ALLAH swt. seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah.
·                     Adapun dalil-dalil yang menjelaskan tentang tauhid uluhiyah;
1:5
Artinya:“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)
2:21
Artinya: “Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 21)
Dengan ayat-ayat di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.
2.    Definisi  iman
Menurut Bahasa iman berarti pembenaran hati.sedangkan menurut istilah,iman adalah membenanarkan dengan hati,mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Sedangkan tinjauan iman menurut syarat adalah mempercayai segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai kepercayaan terhadap semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Sebagian ulama berpendapat bahwa kepercayaan adalah merupakan bentuk dari ma’rifat sehingga orang telah mengenal segala yang dibawa oleh beliau Rasulullah saw, berarti dia orang mukmin. Pendapat ini ditentang oleh ulama lain yang mengatakan bahwa orang kafirpun telah mengenal pula ajaran Rasulullah namun tatap tidak mau beriman, yang benar arti iman adalah bisikan hati nurani yang mengikuti suatu kemantapan, baik berdasarkan pada suatu dalil yang mendukungnya yang disebut dengan ma’rifat atau kemantapan taqlid saja.
Definisi ini tidak dapat memasukkan orang kafir,karena dia tidak memiliki bisikan hati, sebab maksud dari bisikan hati adalah seperti jika saudara berkata: “aku rela atas segala yang dibawa oleh Nabi Muhammad”. Padahal orag kafir tidak pernah mengatakan semacam itu. Akan tetapi pendapat ini memasukkan orang yang bertaqlid saja karena ia memiliki bisikan hati nurani yang mengikuti suatu kemantapan meskipun kemantapan yang ia miliki tidak berdasarkan pada dalil yang relevan.
Rukun iman yaitu pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada enam.Berikut penjelasannya.
·                     Iman kepada Allah
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani  Allah. Mengimani rububiyah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur adanya alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua hsembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta hmenjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
·                     Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Menurut Bahasa adalah risalah atau mengutus.adapun menurut istilah ia adalah salah satu jenis makhluk allah yang ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah k-epadanya serta mengerjakan semua tugas-tugasnya.
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.




·                     Iman kepada Kitab-kitab Allah
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.
·                     Iman kepada Rasul-rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
·                     Iman kepada Hari Akhir
Meyakini dengan pasti kebenaran setip hal yang diberitakan oleh allah SWT.dalam kitab sucinya dn setiap hal yang dibertakan oleh rosulnya SAW.mulai dari apa yang akan terjadi sesudah mati,fitnah kubur,azab dan nikmat kubur,dan apa yang terjadi sesudah itu seerti kebngkitan dari kubur,masyar(tempat berkumpul diakhirat),shuhuf(catatan amal),hisab(perhitungan),mizan(timbangan),haudh(telaga),shirath(titiam),syafaah(pertolongan),surga dan neraka sbagia apa-apa yang dijanjikan allah SWT.bagi para k
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
·                     Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka. Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa’at, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga, mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat. Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal.Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.

2. KRITIK DAN SARAN
Semoga makalah ini bisa memeberi manfaat kepada kita semua khususnya bagi mahasiswa dalam memahami seputar pendidikan agama.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang peduli terhadap perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA
o    Asy Syeikh ,Al-Fudoli Muhammad.(2012).Terjemah kifayatul ‘awam.Surabaya:Al-miftah.
o    Wikipedia Ensiklopedia Bebas
o    Syarah dari Al-aqidah Al-wasithiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin