Senin, 26 September 2022

Jurnal analisis potensi desa inovasi

 ANALISIS POTENSI DESA INOVASI KABUPATEN CILACAP UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEREKONOMIAN

(Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap)

 

Siti Asrifah Nurfadillah

Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Nahdlatul ‘Ulama

Al Ghazali Cilacap, Jln.Kemerdekaan Barat No. 17 Kesugihan Cilacap Jawa Tengah, Kode Pos 53274, Indonesia

styasrifah50@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana kesiapan instrumen kebijakan dan rencana strategis stakeholder untuk mendorong pengembangan Desa Inovasi Kabupaten Cilacap. Adapun tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan instrumen kebijakan dan rencana strategis stakeholder untuk mendorong pengembangan Desa Inovasi Kabupaten Cilacap. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara mendalam dan menyeluruh penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Kemudian untuk menjawab permasalahan dengan meggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu dengan diketahuinya kesiapan instrumen kebijakan tersebut, maka diharapkan nantinya penyusunan rencana strategis pengembangan desa inovasi berdasarkan pada kebutuhan dan kontribusi stakeholder di Kabupaten Cilacap implementatif dan tepat sasaran. Sasaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan adalah teridentifikasinya kesiapan instrumen kebijakan untuk mendorong pengembangan Desa Inovasi. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kontribusi stakelolder dan mengukur pencapaian kinerjanya, peneliti menggunakan performance prism dan disempurnakan dengan Key Performance Indicator (KPI).

Keyword:  Desa Inovasi, Performance Prism, Key Performance Indicator

ABSTRACT

The problems examined in this thesis are how the readiness of policy instruments and stakeholder strategic plans to encourage the development of the Innovation Village of Cilacap Regency. The purpose of this research is to determine the extent of readiness of policy instruments and stakeholder strategic plans to encourage the development of the Innovation Village in Cilacap Regency. To identify these problems in depth and thoroughly this research uses qualitative methods. In collecting data the author uses the method of observation, interviews and documentation. Then to answer the problem by using descriptive analysis techniques. The results of this study are by knowing the readiness of the policy instruments, it is expected that later on the strategic planning of the development of innovation villages is based on the needs and contributions of stakeholders in Cilacap Regency and is on target. The goal that must be done to achieve the goal is the identification of preparedness of policy instruments to encourage the development of Innovation Villages. To identify stakelolder needs and contributions and measure performance achievement, researchers used performance prism and were enhanced by Key Performance Indicators (KPI).

Keyword: Village of Innovation, Performance Prism, Key Performance Indicator

 

1.    PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, persoalan daya saing menjadi aspek penting dalam pergaulan internasional dan dihadapi oleh seluruh bangsa baik karena comparative advantage maupun competitive advantage, dimana hal ini menyangkut produktivitas, efisiensi dan tentu saja kualifikasinya. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam menangani masalah dampak globalisasi adalah adanya Peraturan Bersama Menteri Riset & Teknologi No. 03 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri No. 36 Tahun 2012 tentang Sistem Inovasi di Daerah Otonom. Menindaklanjuti peraturan bersama tersebut, Gubernur Jawa tengah mengeluarkan Pergub No. 65 Tahun 2012 tentang Desa Inovasi Provinsi Jawa Tengah.

Desa Inovasi (Innovation Village) keseluruhan proses dalam suatu sistem untuk menumbuh-kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah dalam rangka mempercepat perwujudan masyarakat yang lebih sejahtera, merespon lingkungan dinamis serta menopang perwujudan visi dan misi Kepala Daerah.

Merujuk pada peraturan menteri dan gubernur, Kabupaten Cilacap juga mempertegas dukungannya dalam mengembangkan desa inovasi melalui Keputusan Bupati Cilacap Nomor: 071/545/27/2014 tentang Penetapan Desa Inovasi Kabupaten Cilacap.

 

Berdasarkan latar belakang masalah dan perkembangan penelitian yang telah dilakukan terkait desa inovasi, peneliti melihat adanya celah penelitian untuk menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya yaitu dengan mengukur kinerja stakeholder pengembangan desa inovasi berdasarkan pada kebutuhan dan kontribusi (need and contribution) stakeholder dalam mengembangkan desa inovasi. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kontribusi stakeholder dan mengukur pencapaian kinerjanya, peneliti menggunakan performance prism.

 

2.    LANDASAN TEORI

Di dalam penelitian ini, kinerja akan menjadi topik utama. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan kinerja. Terkait dengan pengertian kinerja, terdapat beberapa pendapat dari para tokoh, antara lain yaitu pendapat yang diungkapkan oleh Mulyadi (2007: 337) yang menyatakan bahwa: “kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”.

Pendapat yang lain mengenai definisi kinerja juga diungkapkan oleh Indra (2006: 274) yang menyatakan bahwa: Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam perumusan penskemaan strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

Veithzal, et al., (2008: 19-24) mengungkapkan beberapa syarat sebuah pengukuran kinerja perusahaan dikatakan berkualitas, yaitu:

1.      Input (potensi)

2.      Process (pelaksanaan)

3.      Output (hasil)

 

Performance prism merupakan penyempurnaan dari teknik pengukuran kinerja yang ada sebelumnya sebagai sebuah kerangka kerja (framework). Keuntungan dari framework tersebut adalah melibatkan semua stakeholder dari organisasi, terutama investor, pelanggan, end-users, karyawan, para penyalur, mitra persekutuan, masyarakat dan regulator. Pada prinsipnya metode ini dikerjakan dalam dua arah yaitu dengan mempertimbangkan apa kebutuhan dan keinginan (needs and wants) dari semua stakeholder, dan uniknya lagi metode ini juga mengidentifikasikan kontribusi dari stakeholders terhadap organisasi tersebut. Pada pokoknya hal itu menjadi hubungan timbal balik dengan masing - masing stakeholder Filosofi performance prism berasal dari sebuah bangun prisma yang memiliki lima segi yaitu untuk atas dan bawah adalah satisfaction dari stakeholder dan kontribusi stakeholder. Sedangkan untuk ketiga sisi berikutnya adalah strategy, process dan capability. Prisma juga dapat membelokkan cahaya yang datang dari salah satu bidang ke bidang yang lainya. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari performance prism yang berupa interaksi dari kelima sisinya.


Ruang lingkup performance prism meliputi interaksi anatara Stakeholder contribution dan Stakeholder satisfaction yang kemudian diproyeksikan kedalam strategy, process dan Capability. Ruang lingkup tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1. Sudut Pandang Performance Prism