ANALISIS POTENSI DESA INOVASI KABUPATEN CILACAP UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEREKONOMIAN
(Studi Kasus
Desa Widarapayung Wetan Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap)
Siti Asrifah
Nurfadillah
Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Nahdlatul ‘Ulama
Al Ghazali Cilacap,
Jln.Kemerdekaan Barat No. 17 Kesugihan Cilacap Jawa Tengah, Kode Pos 53274,
Indonesia
ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana kesiapan instrumen
kebijakan dan rencana strategis stakeholder
untuk mendorong pengembangan Desa Inovasi
Kabupaten Cilacap. Adapun tujuan penelitan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kesiapan
instrumen kebijakan dan rencana strategis stakeholder
untuk mendorong pengembangan Desa Inovasi
Kabupaten Cilacap. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut
secara mendalam dan menyeluruh penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview dan
dokumentasi. Kemudian untuk menjawab permasalahan dengan meggunakan teknik
analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu dengan diketahuinya kesiapan instrumen kebijakan tersebut,
maka diharapkan nantinya penyusunan rencana strategis pengembangan desa inovasi
berdasarkan pada kebutuhan dan kontribusi stakeholder
di Kabupaten Cilacap implementatif dan tepat sasaran. Sasaran yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan adalah teridentifikasinya kesiapan instrumen
kebijakan untuk mendorong pengembangan Desa Inovasi. Untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan kontribusi stakelolder
dan mengukur pencapaian kinerjanya, peneliti menggunakan performance prism dan disempurnakan dengan Key Performance Indicator (KPI).
Keyword: Desa
Inovasi, Performance Prism, Key Performance Indicator
ABSTRACT
The problems examined in this thesis are
how the readiness of policy instruments and stakeholder strategic plans to
encourage the development of the Innovation Village of Cilacap Regency. The
purpose of this research is to determine the extent of readiness of policy
instruments and stakeholder strategic plans to encourage the development of the
Innovation Village in Cilacap Regency. To identify these problems in depth and
thoroughly this research uses qualitative methods. In collecting data the
author uses the method of observation, interviews and documentation. Then to
answer the problem by using descriptive analysis techniques. The results of
this study are by knowing the readiness of the policy instruments, it is
expected that later on the strategic planning of the development of innovation
villages is based on the needs and contributions of stakeholders in Cilacap
Regency and is on target. The goal that must be done to achieve the goal is the
identification of preparedness of policy instruments to encourage the
development of Innovation Villages. To identify stakelolder needs and
contributions and measure performance achievement, researchers used performance
prism and were enhanced by Key Performance Indicators (KPI).
Keyword: Village
of Innovation, Performance Prism, Key Performance Indicator
1. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, persoalan daya saing menjadi aspek penting dalam
pergaulan internasional dan dihadapi oleh seluruh bangsa baik karena comparative advantage maupun competitive advantage, dimana hal ini
menyangkut produktivitas, efisiensi dan tentu saja kualifikasinya. Pembentukan
pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara
lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam menangani masalah dampak
globalisasi adalah adanya Peraturan Bersama Menteri Riset & Teknologi No.
03 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri No. 36 Tahun 2012 tentang Sistem Inovasi
di Daerah Otonom. Menindaklanjuti peraturan bersama tersebut, Gubernur Jawa
tengah mengeluarkan Pergub No. 65 Tahun 2012 tentang Desa Inovasi Provinsi Jawa
Tengah.
Desa Inovasi (Innovation Village) keseluruhan proses dalam suatu
sistem untuk menumbuh-kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi
pemerintah, pemerintah daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga
penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah dalam rangka
mempercepat perwujudan masyarakat yang lebih sejahtera, merespon lingkungan
dinamis serta menopang perwujudan visi dan misi Kepala Daerah.
Merujuk pada peraturan menteri dan gubernur, Kabupaten Cilacap juga
mempertegas dukungannya dalam mengembangkan desa inovasi melalui Keputusan Bupati
Cilacap Nomor: 071/545/27/2014 tentang Penetapan Desa Inovasi Kabupaten
Cilacap.
Berdasarkan
latar belakang masalah dan perkembangan penelitian yang telah dilakukan terkait
desa inovasi, peneliti melihat adanya celah penelitian untuk menyempurnakan
hasil penelitian sebelumnya yaitu dengan mengukur kinerja stakeholder
pengembangan desa inovasi berdasarkan pada kebutuhan dan kontribusi (need and contribution) stakeholder
dalam mengembangkan desa inovasi. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
kontribusi stakeholder dan mengukur pencapaian kinerjanya, peneliti
menggunakan performance prism.
2. LANDASAN
TEORI
Di dalam penelitian ini, kinerja akan menjadi topik
utama. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa yang
dimaksud dengan kinerja. Terkait dengan pengertian kinerja, terdapat beberapa
pendapat dari para tokoh, antara lain yaitu pendapat yang diungkapkan oleh
Mulyadi (2007: 337) yang menyatakan bahwa: “kinerja adalah keberhasilan
personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang
telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”.
Pendapat yang lain mengenai definisi kinerja juga
diungkapkan oleh Indra (2006: 274) yang menyatakan bahwa: Kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Daftar apa yang ingin
dicapai tertuang dalam perumusan penskemaan strategis (strategic planning)
suatu organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh
organisasi dalam periode tertentu.
Veithzal, et al., (2008: 19-24) mengungkapkan
beberapa syarat sebuah pengukuran kinerja perusahaan dikatakan berkualitas,
yaitu:
1.
Input (potensi)
2.
Process (pelaksanaan)
3.
Output (hasil)
Performance prism merupakan penyempurnaan dari teknik pengukuran kinerja yang ada sebelumnya sebagai sebuah kerangka kerja (framework). Keuntungan dari framework tersebut adalah melibatkan semua stakeholder dari organisasi, terutama investor, pelanggan, end-users, karyawan, para penyalur, mitra persekutuan, masyarakat dan regulator. Pada prinsipnya metode ini dikerjakan dalam dua arah yaitu dengan mempertimbangkan apa kebutuhan dan keinginan (needs and wants) dari semua stakeholder, dan uniknya lagi metode ini juga mengidentifikasikan kontribusi dari stakeholders terhadap organisasi tersebut. Pada pokoknya hal itu menjadi hubungan timbal balik dengan masing - masing stakeholder Filosofi performance prism berasal dari sebuah bangun prisma yang memiliki lima segi yaitu untuk atas dan bawah adalah satisfaction dari stakeholder dan kontribusi stakeholder. Sedangkan untuk ketiga sisi berikutnya adalah strategy, process dan capability. Prisma juga dapat membelokkan cahaya yang datang dari salah satu bidang ke bidang yang lainya. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari performance prism yang berupa interaksi dari kelima sisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar