Senin, 02 Mei 2016

jangan galau

Jangan Galau

Setiap penyakit, tentu akan sembuh. Orang yang pergi, akan kembali. Orang bersedih akan bahagia, dan musibah akan hilang. Demikian pula dengan kesempitan akan berubah menjadi lapang. Semua itu adalah janji Allah. Dia tidakakan pernah ingkar janji.
'' karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS. Al Insyirah [94]:5-6).
Janganlah bersedih. Allah senantiasa mengulangi kemudahan dalam ayat tersebut demi menenangkan jiwa, dan melapangkan dada. Rasulullah saw bersabda, " Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan." Kesulitan itu berujung kemudahan, sebagaimana malam berujung fajar. Allah tidak menciptakan kemudahan setelah kesulitan atau menyertainya. Semua itu untuk meyakinkan dua hal : 
Pertama, dekatnya kemudahan ketika tertimpa kesulitan, bahkan seolah – olah ia bersambung bersamanya. Sebagian ulama terdahulu mengatakan, “ Seandainya kesulitan itu masuk ke dalam semua gua, maka kemudahan akan mengikutinya.”
Kedua, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Dalam keterbatasan, akan ada pemberian. Dalam setiap musibah, ada kenikmatan. Dalam setiap takdir, ada kelembutan. Dan barangsiapa mengira kelembutan Allah itu berpisah darinya, itu berarti pemahamannya masih dangkal dalam melihat sesuatu. Sebagaimana firman-Nya : “ Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Yusuf [12] : 100).
Jika urusanmu terasa sempit
Maka ingatlah, “ Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?”
Maka satu kesulitan berada diantara dua kemudahan
Oleh karena itu janganlah bersedih . . . .
Renungkanlah kisah Ummul mukminin ‘Aisyah ra, yang telah menyalakan semangat untuk senantiasa memiliki harapan. Walaupun ujian yang begitu besar telah memadamkannya. Hapuslah rasa putus asa dalam dirimu. Lihatlah perkataannya, “ Mengapa kamu tidak berharap, padahal kamu diminta untuk berharap. Musa bin Imran telah keluar membawa api untuk keluarganya, lalu ia kembali membawa kenabian.” (Kitab Al Faraj Ba’da Asy syiddah karya Imam As Suyuthi, hal.25).
Jika anda masih penasaran renungkanlah bait syair Ats Tsaari :
Kini ujian yang besar telah hilang
Telah tiba malammu dengan kelapangan
Sebesar apapun ujian yang menimpamu
Bersabarlah, mudah – mudahan kelapangan menghampiri.
Saya katakan kepada anda, “ Jika suatu urusan terasa sempit, yakinlah ia akan lapang. Jika anda terikat tali yang kuat, yakinlah ia akan putus. Ketahuilah, dibalik kegelapan ada fajar, dan dibalik awan mendung ada purnama. Senyuman adalah pembuka tangisan awan, kehidupan tanaman di atas tanah tandus. Ketika deras dan banyak ia akan kembali menyurut. Kedzaliman kemudian berubah baik, karena setiap keadaannya tidak akan tetap selamanya. Setelah hari ini, akan ada hari esok.”
Betapa banyak orang yang mengira sebagai musuhnya, padahal sebenarnya ia adalah temannya. Betapa banyak orang yang mengira bahwa ia tidak membutuhkannya, padahal ia sangat membutuhkannya.
Mengapa orang menganggap kita sebagai musuh? Apakah sikat kita yang kurang baik terhadap mereka? Ataukah keadaan tertentu yang menyebabkan semua itu? Atau memang karena tidak ada kesempatan untuk mengenal orang lain?
Ketika anda ditimpa satu musibah, tiba – tiba ada orang yang memberikan semangat dengan kasih sayang, padahal selama ini orang tersebut tak pernah terlintas dalam benak anda. Maka seketika anda menyadari, karena dalam kurun waktu yang lama, wanita baik tersebut anda kira jahat sehingga anda tidak bersikap baik kepadanya.
Terkadang, kita juga melihat kenyataan yang tidak sesuai dalamkehidupan ini. Suatu saat, boleh jadi  kita melihat seseorang yang nampaknya begitu dekat dan ikhlas kepada kita. Tapi di satu waktu kita akan kaget, ternyata ketika anda tertimpa musibah orang tersebut menjadi orang pertama yang meninggalkan kita.
Demikianlah, berapa banyak musibah yang harus kita rasakan untuk melihat kenyataan?