Jangan Galau
Setiap penyakit, tentu akan sembuh. Orang yang
pergi, akan kembali. Orang bersedih akan bahagia, dan musibah akan hilang.
Demikian pula dengan kesempitan akan berubah menjadi lapang. Semua itu adalah
janji Allah. Dia tidakakan pernah ingkar janji.
'' karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS. Al Insyirah [94]:5-6).
Janganlah bersedih. Allah senantiasa mengulangi
kemudahan dalam ayat tersebut demi menenangkan jiwa, dan melapangkan dada.
Rasulullah saw bersabda, " Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan
dua kemudahan." Kesulitan itu berujung kemudahan, sebagaimana malam berujung
fajar. Allah tidak menciptakan kemudahan setelah kesulitan atau menyertainya.
Semua itu untuk meyakinkan dua hal :
Pertama, dekatnya kemudahan ketika tertimpa
kesulitan, bahkan seolah – olah ia bersambung bersamanya. Sebagian ulama
terdahulu mengatakan, “ Seandainya kesulitan itu masuk ke dalam semua gua, maka
kemudahan akan mengikutinya.”
Kedua, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Dalam
keterbatasan, akan ada pemberian. Dalam setiap musibah, ada kenikmatan. Dalam setiap
takdir, ada kelembutan. Dan barangsiapa mengira kelembutan Allah itu berpisah
darinya, itu berarti pemahamannya masih dangkal dalam melihat sesuatu.
Sebagaimana firman-Nya : “ Sesungguhnya
Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Yusuf [12] :
100).
Jika urusanmu terasa sempit
Maka ingatlah, “ Bukankah Kami telah melapangkan
dadamu?”
Maka satu kesulitan berada diantara dua kemudahan
Oleh karena itu janganlah bersedih . . . .
Renungkanlah kisah Ummul mukminin ‘Aisyah ra,
yang telah menyalakan semangat untuk senantiasa memiliki harapan. Walaupun
ujian yang begitu besar telah memadamkannya. Hapuslah rasa putus asa dalam
dirimu. Lihatlah perkataannya, “ Mengapa kamu tidak berharap, padahal kamu
diminta untuk berharap. Musa bin Imran telah keluar membawa api untuk
keluarganya, lalu ia kembali membawa kenabian.” (Kitab Al Faraj Ba’da Asy syiddah
karya Imam As Suyuthi, hal.25).
Jika anda masih penasaran renungkanlah bait syair
Ats Tsaari :
Kini ujian
yang besar telah hilang
Telah tiba
malammu dengan kelapangan
Sebesar apapun
ujian yang menimpamu
Bersabarlah,
mudah – mudahan kelapangan menghampiri.
Saya katakan kepada anda, “ Jika suatu urusan
terasa sempit, yakinlah ia akan lapang. Jika anda terikat tali yang kuat,
yakinlah ia akan putus. Ketahuilah, dibalik kegelapan ada fajar, dan dibalik
awan mendung ada purnama. Senyuman adalah pembuka tangisan awan, kehidupan
tanaman di atas tanah tandus. Ketika deras dan banyak ia akan kembali menyurut.
Kedzaliman kemudian berubah baik, karena setiap keadaannya tidak akan tetap
selamanya. Setelah hari ini, akan ada hari esok.”
Betapa banyak orang yang mengira sebagai
musuhnya, padahal sebenarnya ia adalah temannya. Betapa banyak orang yang
mengira bahwa ia tidak membutuhkannya, padahal ia sangat membutuhkannya.
Mengapa orang menganggap kita sebagai musuh? Apakah
sikat kita yang kurang baik terhadap mereka? Ataukah keadaan tertentu yang menyebabkan
semua itu? Atau memang karena tidak ada kesempatan untuk mengenal orang lain?
Ketika anda ditimpa satu musibah, tiba – tiba ada
orang yang memberikan semangat dengan kasih sayang, padahal selama ini orang
tersebut tak pernah terlintas dalam benak anda. Maka seketika anda menyadari,
karena dalam kurun waktu yang lama, wanita baik tersebut anda kira jahat
sehingga anda tidak bersikap baik kepadanya.
Terkadang, kita juga melihat kenyataan yang tidak
sesuai dalamkehidupan ini. Suatu saat, boleh jadi kita melihat seseorang yang nampaknya begitu
dekat dan ikhlas kepada kita. Tapi di satu waktu kita akan kaget, ternyata
ketika anda tertimpa musibah orang tersebut menjadi orang pertama yang
meninggalkan kita.
Demikianlah, berapa banyak musibah yang harus
kita rasakan untuk melihat kenyataan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar